Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Rabu, 11 Januari 2012

RAPBN 2012 Patok Pertumbuhan Ekonomi 6,6 - 7,0%

 Di2kinfo, Rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dan pemerintahan digelar kamis (23/6) malam. Berhasil menyepakati beberapa asumsi dasar RAPBN 2012. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang dipatok 6,6 – 7,0%.
Asumi lainnya yang juga telah disetujui adalah inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SPN 3 bulan, harga minyak, dan lifting minyak. Dalam RAPBN 20l2, Inflasi diproyeksikan antara 4-5,3%, kisaran rupiah Rp 8.6009.lOO/dolar AS. Suku bunga SPN 3 bulan 5,5-6,7%, harga minyak ICP US$ 75-95/barel, dan lifting minyak 950-970 ribu barel/hari. "Pemerintah dan DPR sepakat mengenai Hal itu” kata Mentri Keuangan Agus Marto di Jakarta.
Agus menuturkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan perlu mendapatkan dukungan dari konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor dan impor. Sedangkan secara sektoral, diharapkan kontribusi sektor industri pengolahan, pertanian, peternakan, perdagangan, kehutanan, perikanan, hotel dan restoran. Dukungan yang sama juga diharapkan berasal dari investasi BUMN sejalan dengan realisasi proyek – proyek dalam Master Plan Percepatan dan perluasan Pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI).
Terkait asumi inflasi 4-5,3%. Agus mengatakan, proyeksi tersebut telah mempertimbangkan faktor eksternal, yakni inflasi mitra dagang utama Indonesia yang cenderung menurun. Sedangkan faktor internalnya adalah apresiasi nilai tukar rupiah, semakin membaik-nya pasokan dan distribusi pangan yang ditunjang dengan infrastruktur yang semakin baik, minimalny a kebijakan administered price sehingga ekspektasi inflasi tetap terkendali.
Juga, akibat sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang semakin solid dan didukung kesadaran pemerintahan daerah (pemda) dalam pengendalian inflasi daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Khusus rata-rata nilai tukar rupiah yang disepakati Rp 8.600-9.100/dolar AS, Menkeu mengatakan, realisasi dari proyeksi ini membutuhkan arus modal masuk ke pasar domestik, seiring membaiknya prospek perekonomian Indonesia, meningkatnya perekonomian dunia, meningkatnya ekspor dan investasi di Indonesia, yang akan meningkatkan cadangan devisa. Serta sentimen positif dan perbaikan peringkat Indonesia yang semakin mendekati level investment grade.
Untuk asumsi suku bunga SPN yang dipatok 5.5- 6.75%, Agus memaparkan, penentuannya didasarkan pada mulai naiknya suku bunga acuan di negara lain dari aliran modal asing yang diperkirakan mulai melambat seiring membaiknya perekonomian global. Hal ilu akan memberikan tekanan terhadap suku bunga obligasi negara secara keseluruhan.
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mempersiapkan pro ses transisi dari penggunaan instrumen SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan. BI juga diharapkan mampu mengendalikan peningkatan suku bunga perbankan.
Menkeu memaparkan, asumsi yang digunakan antara US$ 75-9S/barel telah mempertimbangkan perkembangan harga di pasar minyak intemaaional selama2011 serta prospeknya tahun 2012, termasuk memperhatikan faktor geopolitik di dunia. [ID/M-6].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar