Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 26 Desember 2011

Perulangan & Percabangan pada Visual Basic


. PERULANGAN
Dalam pemrograman ada kalanya kita memerlukan perulangan untuk melakukan suatu perintah yang sama untuk beberapa kali. Pada visual basic terdapat beberapa macam struktur kondisi perulangan, diantaranya adalah Do … Loop dan For … Next. Untuk lebih jelasnya berikut adalah macam – macam bentuk perulangan dalam visual basic :
  1. 1. Do While … Loop
Kata while dalam pernyataan Do While merintahkan program untuk melakukan perulangan apabila kondisi persyaratan masih bernilai True. Apabila kondisi persyaratan bernilai False maka program akan keluar dari perulangan dan berpindah ke kode program berikutnya. Bentuk sintaks perulangan Do While adalah :
Do While Kondisi
Pernyataan
…..
Loop

Sintaks di atas adalah bentuk Do While dimana kondisi akhir perulangan terletak di awal sedangkan bentuk Do While yang letak kondisi akhirnya di akhir adalah sebagai berikut :
Do
Pernyataan
……
Loop While Kondisi

  1. 2. Do Until … Loop
Pada dasarnya, perulangan DO Until sama dengan perulangan DO While. Yang membedakannya adalah pada perulangan Do While perulangan akan terus berjalan selama kondisi bernilai True dan akan berhenti jika kondisi bernilai False sedangkan pada perulangan Do Until perulangan akan terus berjalan apabila kondisi bernilai salah dan akan brhenti jika kondisi bernilai True. Sintaks dari perulangan Do Until adalah :
Do Until Kondisi
Pernyataan
…..
Loop
Perulangan Do Until juga memiliki bentuk sintaks yang lain dimana kondisi diletakkan di akhir pernyataan perulangan. Bentuk sintaksnya adalah sebagai berikut :
Do
Pernyataan
……
Loop Until Kondisi

  1. 3. While … Wend
Perulangan While … Wend digunakan saat kita ingin pernyataan pada program dijalankan selama kondisi ekspresi yang di tetapkan masih bernilai True . Sintaks perulangan While Wend adalah :
While Ekspresi
Pernyataan
…..
Wend

  1. 4. For … Next

Perulangan For … Next digunakan untuk melakukan perulangan dengan jumlah tertentu yang kita kehendaki. Kita harus mendeklarasikan sebuah variabel yang akan digunakan sebagai indeks untuk perulangan. Sintaks perulangan For … Next adalah :
For Indeks = NilaiAwal To NilaiAkhir
Pernyataan
…..
Next Indeks

  1. 5. PERCABANGAN
Dalam Visual Basic ada beberapa kondisi percabangan yang dapat digunakan seperti IF… THEN, IF…THEN…ELSE, dan SELECT CASE. Kondisi percabangan biasanya dinyatakan dengan menggunakan operator seperti operator sama dengan (=), tidak sama dengan (<>) atau operator-operator perbadingan lainnya ( >, >=, <, <=).

1.   If…Then

Percabangan dengan menggunakan If … Then digunakan untuk memilih dua kondisi atau lebih dengan memeriksa syarat pada tiap kondisi, jika syarat pada kondisi 1 benar ( True ) maka maka program akan menjalankan pernyataan 1 jika tidak ( False ) maka program akan memeriksa kondisi 2, jika syarat pada kondisi 2 benar ( True ) maka program akan menjalankan pernyataan 2 jika tidak ( False ) maka program akan memeriksa kondisi berikutnya dan begitu seterusnya hingga kondisi terakhir pada percabangan.   
If Kondisi1 Then 
            Pernyataan1 ………… 
ElseIf Kondisi2 Then 
            Pernyataan2 ……….. 
Else 
            Pernyataan3 ………… 
End if
 
 
 
Contoh programnya :
Dim Suhu Sebagai Double
   ...
   If => Suhu Then 
       Debug. Print "Ini sangat panas"
   Elseif 30,0 <= Suhu Dan <Suhu = 39,0 Then
       Debug. Print "Panas"
   Elseif 20,0 <= Suhu Dan <Suhu = 29,0 Then
       Debug. Print "Ini hangat"
   Elseif 10,0 <= Suhu Dan <suhu = 19,0 Then
       Debug. Print "It's cool"
   Elseif 0.0 <= Suhu Dan <Suhu = 9,0 Then
       Debug. Print "Dingin"
   Else 
       Debug. Print "Dingin"
   End If
 

2.   Select Case

Dibandingkan dengan percabangan If … Then, Select Case lebih mudah dibaca dan di debug serta lebih mudah digunakan dalam alur program yang membutuhkan banyak percabangan.
Bentuk umum perabangan select case adalah sebagai berikut :
 
Select Case Pilihan
Case 1 Pernyataan1 …..
Case 2 Pernyataan2 …..
Case 3 Pernyataan3 ……
End Select

Contoh program dengan menggunakan Select Case :
 
   Pilih Kasus Suhu
       Case Apakah> = 40 #
           Debug. Print "Ini sangat panas"
       Case 30 # Untuk 39 #
           Debug. Print "Panas"
       Case 20 # Untuk 29 #
           Debug. Print "Ini hangat"
       Case 10 # Untuk 19 #
           Debug. Print "It's cool"
       Case 0 # Untuk 9 #
           Debug. Print "Dingin"
       Case Else
           Debug. Print "Dingin"
   End Select

Asumsi Dasar Ekonomi Makro RAPBN 2012 Dianggap Membingungkan


News - Asumsi dasar ekonomi makro yang teruang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dinilai membingungkan.

Pasalnya, pemerintah memperkirakan inflasi bakal mengalami penurunan menjadi 5,3 persen, namun di sisi lain suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SBN) untuk jangka tiga bulan diperkirakan mencapai 6,5 persen.

Menurut Chief Economist Mandiri Sekuritas, Destry Damayanti, para ekonom tentunya akan kebingungan melihat rumusan RAPBN 2012, khususnya pada bagian asumsi dasar ekonomi makro.

“Asumsi pemerintah, inflasi akan turun menjadi 5,3 persen, tetapi suku bunga SPN 3 bulan malah diperkirakan tinggi, sebesar 6,5 persen,” ucap Destry dalam sebuah perbincangan di Plaza Madiri Jakarta, Senin (22/8).

Asumsi turunnya inflasi menjadi 5,3 persen, tambah Destry, dipastikan juga sudah memperhitungkan bahwa tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). “Tetapi kok suku bunga, yield-nya malah naik ke 6,5 persen. Nah, ini sebenarnya agak membingungkan,” ujar dia.

Destry menambahkan, mestinya budget pemerintah harus bisa memberikan gambaran yang jelas kepada publik, terkait dengan perkembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang. “Tetapi ternyata agak sulit untuk membaca asumsi pemerintah,” ungkap Destry.

Sementara itu, menurut Destry, catatan menarik dari Mandiri Sekuritas justru bukan hanya pada angka SPN 3 bulan, namun juga pada lifting minyak. Pada RAPBN 2012, pemerintah mengasumsikan lifting minyak mengalami kenaikan menjadi 950 ribu barel per hari, sedikit di atas APBN-P yang sebesar 945 ribu barel per hari.

“Ini artinya harus ada investasi baru, khususnya di sektor minyak dan gas. Dengan dana pemerintah, ini juga bisa dialokasikan ke sini. Atau dengan pembaruan sumur-sumur yang dianggap sudah kurang produktif,” kata Destry.

Destry menambahkan, asumsi dasar makro mengenai pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan terjadi kenaikan menjadi 6,7 persen, terbilang cukup masuk akal, karena secara sektoral pertumbuhannya cukup merata. “Sektor manufaktur mencapai pertumbuhan tertinggi sejak krisis, pada triwulan kedua 2011 mencapai 24,3 persen, atau tumbuh sekitar 6,1 persen (year on year). Sektor industri kita memang sedang bergeliat,” tutur Destry. (Aan)