Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Senin, 13 Februari 2012

Muslim Mensikapi Hari Valentine

Pada bulan Februari ini, umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari Ahad 5 Februari 2012. Dan pada hari itu di Indonesia dijadikan hari libur nasional. Akan tetapi di bulan Februari ini ada hari yang setiap tahunnya dirayakan oleh umat manusia terlebih-lebih para remaja, yaitu hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya dan banyak diyakini bahwa pada tanggal 14 Februari adalah hari kematian orang suci umat Nasrani, Santo Valentinus.
Walaupun setiap tanggal 14 Februari tidak dijadikan hari libur, namun masyarakat dunia termasuk Indonesia menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari/tanggal yang spesial bagi diri mereka sendiri, teman, sahabat, kekasih, maupun keluarga untuk menyatakan kasih sayang mereka. Wujud dari ungkapan tersebut mereka aktualisasikan dalam bentuk pemberian barang. Kebanyakan mereka saling memberikan coklat. Hari Valentine atau Valentine’s Day -versi aslinya- yang jatuh setiap tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Tradisi pemberian barang di hari valentine berasal dari Amerika Serikat pada paruh kedua abad ke-20, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat.

Memang kasih sayang terhadap sesama itu dianjurkan, tidak hanya dalam agama Islam, tapi semua agama pasti menganjurkan kasih sayang. Akan tetapi yang menjadi kekhawatiran dari penganut-penganut agama (yang taat) adalah penyalahgunaan dari kasih sayang tersebut dengan menginterpretasikan kasih sayang dengan hal-hal yang menjerumus ke sex bebas (free sex).

Lalu, ada apa sebenarnya dengan tanggal 14 Februari? Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode*antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detail siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

Kemudian oleh Barat peringatan kematian Santo diperingati dengan acara berformat ‘kasih sayang’ supaya semua umat di dunia bisa memperingatinya termasuk umat Islam. Peringatan kematian dalam Islam disebut HAUL yang diisi dengan tahlil, mendoakan arwah orang yang meninggal . Sedangkan ‘HAUL’ Valentinus dimeriahkan dengan pemberian barang-barang yang berkesan buat seseorang yang kita cintai. Anehnya, banyak umat Islam yang ikut merayakan ‘haul’ Valentinus ini.

Apakah tidak boleh bagi umat Islam merayakan hari Valentine?

Memang ada yang mengharamkan berdasarkan hadist, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum itu”. Ada juga yang memperbolehkan sepanjang parayaan hari kasih sayang yang berupa pemberian barang tersebut tidak melanggar syariat. Misalnya, peringatan hari kasih sayang dengan pemberian barang ke panti asuhan, dan lain sebagainya. Akan tetapi di bulan Februari ini ada peringatan maulid Nabi. Jadi, peringatan kasih sayang bisa dialihkan ke maulid Nabi dengan memberikan barang kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini bertujuan sebagai rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad di muka bumi ini dan memberikan sesuatu kepada yang membutuhkan adalah ajaran Nabi Muhammad SAW..

So, jangan kita nodai kasih sayang dengan sesuatu yang melanggar syariat.